Sahamok.net – Kewaspadaan terhadap resesi semakin meningkat seiring dengan berbagai indikasi yang telah muncul ke permukaan; jika terjadi, ancaman PHK hingga market crash tampak sulit terhindarkan. Akan tetapi, ada beberapa sektor industri yang digadang-gadang mampu mempertahankan diri dari goncangan.
Bayangan resesi telah mencapai klimaks
Ancaman resesi telah memuncak, itu tampak akan segera menjadi sebuah keniscayaan. Pelbagai indikasi menjadi faktor pendorong, salah satunya tercermin dari inflasi yang terus melonjak.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa data inflasi di Amerika Serikat (AS) menembus level 8,6%, angka tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Konsekuensinya, pasar saham bakal kontraksi dan perusahaan bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk seperti PHK, pembekuan perekrutan, dan yang paling ekstrem membatalkan tawaran pekerjaan.
Sentimen resesi membuat bursa saham dunia merana
Ancaman resesi telah memberikan goncangan hebat di pasar saham dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan hari hingga pukul 11:30 WIB misalnya, hampir seluruh indeks saham di dunia mencatatkan depresiasi hebat.
Di Asia, Indeks Nikkei 225 jatuh 1,18%, Indeks Hang Seng terjun 1,37%, Indeks Shanghai anjlok 1,34%, Indeks Straits Times menukik 0,11% dan IHSG ambruk 1,33%; sementara itu di Eropa, Indeks FTSE 100 terkapar 2,86% dan Indeks Xetra Dax jeblok 2,91%; kemudian di Amerika, Indeks Dow Jones turun 0,42%, sementara itu Indeks Nasdaq terapresiasi 1,75%.
Resesi dan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK)
Di Amerika, ancaman resesi mengarah pada pasar tenaga kerja yang menyebabkan banyak warga Amerika menggaruk-garuk kepala, padahal sebelumnya prospek pekerjaan cukup kuat dan adanya kenaikan upah karyawan.
Dilansir CNBC, profesor ekonomi di Universitas Johns Hopkins, Laurence Ball mengatakan “prospek pekerjaan akan semakin memburuk dalam beberapa bulan ke depan.”
Hal ini kemudian memungkinkan orang-orang untuk mengganti peran, tetapi perlu dihapami bahwa tidak ada pekerjaan yang sepenuhnya tahan resesi, bahkan beberapa sektor industri tertentu berpotensi mengalami nasib lebih buruk daripada yang lain selama masa krisis.
Faktanya membuktikan bahwa selama resesi besar yang berlangsung dari 2007 sampai 2009, sektor konstruksi dan manufaktur menjadi sektor yang paling terpukul, menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja.
Selama krisis ekonomi, orang-orang akan cenderung membatasi pengeluaran diskresioner mereka dan menunda pembelian besar, termasuk kendaraan dan hunian, kata Karen Dynan, seorang profesor ekonomi di Harvard University dan mantan kepala ekonom di Departemen Keuangan AS. Dia menambahkan bahwa jika resesi terjadi, industri-industri ini akan menampilkan pola yang sama.
Sektor industri yang tahan resesi
Sementara beberapa industri diprediksi akan menghadapi ancaman yang lebih serius atas resesi yang akan datang, kedua profesor ekonomi, Ball dan Dynan sama-sama mengatakan bahwa ada beberapa sektor industri yang sanggup bertahan dari resesi meliputi:
- sektor perawatan kesehatan (healt care),
- sektor pemerintah (governance),
- sektor komputer dan teknologi informasi, dan
- sektor pendidikan.
Ball menjelaskan bahwa benang merah antara industri-industri yaitu sensitivitas mereka yang kurang terhadap perubahan suku bunga, dan orang-orang bergantung pada layanan di sektor-sektor itu, baik saat ekonomi bertumbuh pesat maupun saat resesi.
Sektor pendidikan misalnya, meskipun sekolah-sekolah telah berjuang keras untuk mempertahankan karyawan atau staf selama pandemi Covid-19, sektor ini menjadi ranah yang lebih stabil, menurut Ball.
Ball juga memprediksi bahwa permintaan untuk staf di universitas di seluruh AS akan meningkat selama masa resesi karena orang-orang melihat pendidikan tinggi sebagai wadah untuk mendapatkan keterampilan baru dan meningkatkan prospek karier mereka.
“Orang-orang lebih cenderung kuliah jika pasar kerja buruk,” kata Ball dikutip CNBC. “Dan jika Anda lulus dari perguruan tinggi atau universitas, meskipun pasar kerja tampak masih suram, sekolah pascasarjana menjadi lebih seksi.
Dynan juga memberikan pandangan bahwa sangat penting bagi setiap orang untuk mengasah keterampilan profesional sehingga mereka lebih kompetitif, terlepas apakah sedang mencari pekerjaan baru atau tidak. (ald/ald)