Kira-kira mungkinkah perusahaan melaporkan kinerjanya dengan kalimat awal seperti berikut? :
Tiga bulan terakhir adalah masa-masa yang sulit bagi kami. Produk-produk yang kami luncurkan gagal dipasar. Para pesaing ternyata memiliki produk yang lebih unggul dari pada produk kami. Terlebih lagi strategi pemasaran yang kami lakukan banyak yang tidak efisien. Itu semua menyebabkan penjualan kami merosot tajam. Di beberapa wilayah, para manajer kami pun banyak yang kurang kompeten.
Mustahil ada yang mengawali laporannya seperti itu. Pastilah seperti ini kira-kira bunyi kalimat awalnya :
Pada triwulan yang berakhir 31 Agustus, PT Maju Mundur berhasil memecahkan rekor penjualannya menjadi 21 Milyar, dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya 14 Milyar (naik 50%).
Jika anda adalah pemilik perusahaan itu (pemegang saham mayoritas), anda mungkin menganggap khabar tersebut sebagai khabar baik. Anda tidak kecewa membacanya. Lagi pula seperti itulah perusahaan bagus seharusnya (menurut anda selaku pemegang saham mayoritas). Kalau tidak begitu mana mungkin anda mau berinvestasi besar sebagai pemegang saham mayoritas. Dan laporan itu cukup memuaskan anda.
Tapi tunggu dulu. Jika anda adalah orang baru yang hendak berinvestasi di prusahaan tersebut, anda harus bertanya sebelum masuk kedalamnya. Apakah laporan “pemecahan rekor” tersebut benar-benar khabar baik? Anda mesti mengkaji lebih jauh.
Misalkan saja, perusahaan itu juga melaporkan bahwa laba perlembar sahamnya (EPS : earning per share) Rp 420, naik 5% dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya yang hanya Rp 400. Apakah anda masih menganggap laporan dari perusahaan ini baik?.
Pertanyaan berikutnya yang mesti anda lontarkan adalah: mengapa penjualannya yang naik 50% tidak sejalan dengan laba per lembar sahamnya yang cuma 5%. Apa yang terjadi dengan margin laba nya? Apa yang terjadi dengan operasionalnya?
Kebanyakan investor (yang kurang peduli dengan laporan keuangan) mudah terpesona dengan apa yang dibacanya, dan perusahaan pasti senang memberitakan dengan versi yang baik-baik (demi mengelabui dan menutupi bahwa manajemen mereka bekerja tidak efisien atau gagal). Dan berita ini sering dirilis di media-media. Meskipun penjualannya meningkat besar, ternyata tidak banyak pengaruhnya dengan laba perusahaan.
Ada banyak perusahaan lain yang bisa anda pilih untuk tujuan investasi anda. Kenapa mesti memilih yang berkinerja rendah?