Belajar investasi sejak dini sangat disarankan. Pasalnya, investasi adalah cara mempersiapkan kehidupan masa depan dengan lebih baik. Karena hidup ini penuh ketidakpastian, investasi menjadi penting untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut. Cara memulai investasi untuk pemula pada 2022 sebenarnya tidak sulit, asalkan Anda mendapatkan panduan yang tepat. Artikel ini akan membantu Anda untuk memilih instrumen investasi terbaik dan menguntungkan dan apa saja yang perlu dipersiapkan, langkah-langkah yang harus dilakukan, dan sejumlah tips sukses dalam investasi.
Mengenal Konsep Investasi
Sebelum memulai investasi, penting bagi pemula untuk memahami dengan baik apa itu investasi agar tidak salah kaprah dalam bertindak. Secara fundamental, konsep investasi adalah menunda konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan atau profit di masa depan.
Sedangkan secara umum, pengertian investasi adalah menempatkan sejumlah uang (modal) ke instrumen tertentu (sektor riil dan/atau aset keuangan) dengan tujuan memperoleh imbal hasil (return) dalam jangka waktu panjang.
Jadi, saat Anda memutuskan untuk berinvestasi, artinya Anda secara bersamaan menunda konsumsi saat ini lalu mengalokasikan dana tersebut ke aset produktif yang menghasilkan keuntungan di masa depan atau periode jangka panjang.
Sebagai contoh, Anda memiliki uang sebesar Rp 1 juta. Alih-alih membelanjakannya untuk beli baju, tas, liburan, atau kegiatan konsumtif lainnya, Anda menempatkan modal Rp 1 juta tersebut ke instrumen investasi, apakah itu saham, emas, reksa dana, atau mungkin cryptocurrency. Tujuan utamanya yaitu untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (baca: peningkatan aset) daripada harus menghabiskan uang tersebut hari ini.
Memahami Instrumen Investasi
Setelah mengetahui apa itu investasi, penting juga bagi Anda untuk memahami apa saja instrumen investasi dan contohnya. Dengan memahami ini, Anda diharapkan mampu memilih investasi yang tepat sesuai kebutuhan dan preferensi masing-masing.
Secara umum dan yang paling populer, ada dua jenis instrumen investasi, yaitu sebagai berikut:
- Investasi di sektor riil. Ini merupakan kegiatan investasi yang langsung bersentuhan dengan aktivitas ekonomi di masyarakat dan terdiri dari aset berwujud fisik. Contoh investasi sektor riil adalah membangun bisnis ritel, manufaktur (pabrik), properti (kontrakan, perhotelan, dll) dan bisa juga bisnis digital.
- Investasi di sektor keuangan. Ini merupakan kegiatan investasi yang tidak bersentuhan langsung dengan aktivitas ekonomi di masyarakat, dan umumnya berupa surat berharga. Contoh investasi di sektor keuangan adalah saham, crypto, forex, obligasi, reksa dana, deposito, dan sebagainya.
Perbedaan utama dari investasi sektor riil dan sektor keuangan terlihat dari jenis aset yang terlibat di dalamnya. Sektor riil melibatkan transaksi dan perdagangan aset nyata atau aset berwujud yang dapat dilihat dan disentuh, sedangkan sektor keuangan hanya berupa surat berharga yang mewakili aset riil.
Panduan Memulai Investasi bagi Pemula
Setelah memahami konsep investasi dan jenis-jenis instrumen investasi, berikut ini adalah panduan memulai investasi untuk pemula.
- Tentukan tujuan investasi
- Tentukan modal investasi
- Pahami profil risiko investasi
- Pilih instrumen investasi
- Mulai investasi
1. Tentukan tujuan investasi
Sebelum memulai investasi untuk pemula, penting terlebih dahulu menentukan apa tujuan Anda berinvestasi. Memang, secara umum tujuan investasi adalah untuk mendapatkan profit di masa depan, namun Anda harus membuat tujuan yang lebih spesifik. Sebagai contoh, apakah investasi untuk tabungan sekolah anak, investasi untuk persiapan pensiun, investasi untuk persiapan menikah, dan sebagainya.
Saat Anda memiliki tujuan investasi yang spesifik, semuanya akan tampak lebih jelas. Sebagai contoh, Anda dapat melihat berapa jangka waktu (periode) investasi, instrumen apa yang paling cocok, dan sebagainya. Sebagai contoh, Anda akan memulai investasi di usia 22 tahun dengan tujuan untuk dana menikah di usia 27 tahun. Dengan demikian, periode investasi yang dibutuhkan adalah lima tahun. Kemudian, karena ini untuk kebutuhan penting, maka instrumen investasi yang ideal adalah yang rendah risiko.
2. Tentukan modal investasi
Setelah menentukan tujuan, lalu berapa modal yang dibutuhkan untuk memulai investasi dan mencapai nilai yang akan diharapkan di masa depan. Untuk mengetahui berapa modal yang dibutuhkan untuk investasi, Anda harus menentukan terlebih dahulu jumlah uang yang ingin dicapai di masa depan. Sebagai contoh, Anda membutuhkan dana untuk resepsi pernikahan sebesar Rp 60 juta dalam lima tahun mendatang. Untuk mencari nilai modal awal yang dibutuhkan, maka Anda bisa menggunakan perhitungan present value (PV).
Present value (PV) adalah metrik untuk menentukan nilai aset saat ini yang diperlukan untuk mencapai nominal tertentu di masa depan. Formula atau rumus present value adalah PV = FV / (1 + r)^n.
Keterangan: PV adalah present value; FV adalah future value; r adalah return atau tingkay imbal hasil dari investasi; dan n adalah periode investasi.
Katakanlah Anda membutuhkan uang Rp 60 juta dalam lima tahun, dan mendapatkan return 10% per tahun dari aktivitas investasi yang dilakukan. Dengan demikian, modal yang dibutuhkan untuk mencapai Rp 60 juta dalam lima tahun adalah sebagai berikut:
PV = FV / (1 + r)^n
PV = 60 juta / (1 + 0,1)^5
PV = 60 juta / 1,61051
PV = Rp37.255.279
Dengan demikian, dengan asumsi mendapatkan imbal hasil atau rate 10% per tahun, Anda membutuhkan modal Rp37.255.279 untuk mencapai nilai Rp 60 juta dalam lima tahun.
3. Pahami profil risiko investasi
Tips sebelum memulai investasi untuk pemula adalah dengan memahami profil risiko investasi. Secara umum, profil risiko investasi adalah sebuah pandangan tentang cara (perilaku) seseorang dalam menghadapi risiko. Setidaknya ada 3 (tiga) jenis profil risiko investasi atau perilaku investor dalam menghadapi risiko, yaitu sebagai berikut:
- Risk seeker, yaitu investor yang menyukai risiko.
- Risk neutral, yaitu investor yang bersikap netral terhadap risiko: tidak suka risiko yang terlalu tinggi, dan tidak tertarik dengan risiko yang terlalu rendah.
- Risk avertion , yaitu investor yang tidak menyukai risiko alias menjauhi risiko. Namun, karena hidup adalah tentang risiko, maka investor dengan karakter risk averse akan mencari instrumen dengan risiko paling kecil.
Penting juga untuk diketahui bahwa ada sebuah prinsip umum dalam investasi, yaitu high risk high return. Ini menjelaskan bahwa instrumen investasi dengan risiko tinggi akan memberikan tingkat keuntungan yang tinggi; sebaliknya, instrumen investasi rendah risiko juga menghasilkan keuntungan yang rendah. Dengan memahami profil risiko, Anda akan lebih mudah dalam memulai investasi dan menentukan apa instrumen investasi terbaik dan menguntungkan untuk Anda.
4. Pilih instrumen investasi
Tahap berikutnya yaitu memilih instrumen investasi. Dalam menentukan instrumen investasi terbaik, Anda harus menyesuaikan dengan tiga elemen sebelumnya, yakni tujuan, modal, dan profil risiko. Selain itu, Anda juga punya opsi apakah akan berinvestasi di sektor riil atau sektor keuangan. Namun secara umum, investasi di sektor keuangan relatif lebih mudah dan rendah risiko daripada sektor riil. Oleh karena itu, pemula mungkin dapat memilih sektor keuangan.
Nah, instrumen keuangan ini juga terdiri dari berbagai jenis dengan tingkat risiko yang berbeda. Berikut ini setidaknya beberapa pilihan instrumen investasi keuangan yang paling populer beserta tingkat risikonya:
- Saham, crypto, dan forex: instrumen dengan tingkat risiko tinggi (high risk).
- Reksa dana: instrumen dengan tingkat risiko menengah (neutral).
- Deposito dan obligasi, instrumen dengan tingkat risiko rendah (low risk).
Selain itu, ada sebuah instrumen keuangan lainnya yang mendapatkan popularitas tinggi akhir-akhir ini, yaitu investasi cryptocurrency. Akan tetapi, instrumen mata uang kripto ini cenderung baru dan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada saham. Jadi mungkin saja koin crypto ini tidak cocok atau tidak direkomendasikan sebagai investasi untuk pemula. Meskipun begitu, bagi seorang risk taker atau risk seeker, investasi aset kripto jauh lebih menarik.
5. Mulai investasi
Setelah melakukan sejumlah tahapan, mulai dari menetapkan tujuan, modal yang dibutuhkan, pertimbangan risiko, dan pilihan instrumen investasi, sekarang saatnya Anda memulai investasi. Setiap instrumen investasi (khususnya sektor keuangan) memiliki prosedur yang berbeda. Jadi, Anda dapat menyesuaikannya. Saat ini dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ruang digital yang signifikan, aktivitas investasi lebih mudah dilakukan karena sudah berbasis online. Ini bahkan dapat dilakukan baik via platform website maupun aplikasi seluler (mobile app).
Panduan selengkapnya:
Tips Sukses Investasi untuk Pemula
Meskipun tidak ada jaminan bahwa investasi Anda akan berhasil dan menguntungkan, setidaknya dengan beberapa tips investasi untuk pemula berikut ini dapat membuka peluang lebih besar untuk sukses, sebagai berikut:
- Lakukan diversifikasi
- Buat alokasi aset dengan tepat
- Tentukan target keuntungan dan batas risiko
- Lakukan analisis (top-down analysis)
- Lakukan evaluasi
1. Lakukan diversifikasi
Ada sebuah ungkapan “jangan menaruh semua telur di dalam satu wadah” yang memberikan petunjuk bahwa jika wadah itu jatuh, maka semua telur akan rusak. Pandangan ini sering digunakan di dalam investasi, yang menyarankan investor untuk tidak menaruh semua uangnya di dalam satu instrumen saja, melainkan menyebarkannya – istilah ini kemudian dikenal sebagai diversifikasi investasi. Dengan kata lain, ini merupakan strategi meminimalkan risiko investasi dan Anda disarankan untuk membuat portofolio investasi, yang mana di dalamnya terdapat berbagai jenis instrumen berbeda.
Sebagai contoh, Anda berinvestasi pada saham dan obligasi. Kemudian jika diturunkan lagi, Anda bisa membeli beberapa saham dari sektor yang berbeda. Misalnya, Anda investasi saham perusahaan sektor perbankan, saham di sektor manufaktur, dan sebagainya.
2. Buat alokasi aset dengan tepat
Ini juga berkaitan erat di dengan proses diversifikasi. Saat Anda memutuskan untuk melakukan diversifikasi, artinya Anda akan mengalokasikan aset ke beberapa instrumen. Nah, nominal atau jumlah uang yang diperlukan untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen akan menjadi sangat teknis, alias dilakukan secara berbeda-beda oleh masing-masing investor.
Alokasi aset yang tepat akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing. Sebagai contoh, investor dengan tipe risk averse tetap boleh investasi saham, namun porsinya mungkin lebih sedikit, sementara porsi investasi yang rendah risiko seperti deposit dan obligasi akan lebih besar. Jadi dalam membuat alokasi aset, ini dapat dilakukan secara fleksibel.
3. Buat target profit dan toleransi risiko
Tips investasi untuk pemula adalah dengan menentukan target return atau keuntungan yang diharapkan dan membuat batas toleransi risiko kerugian. Bagi Anda yang berinvestasi pada instrumen pendapatan tetap seperti obligasi dan reksa dana pendapatan tetap, Anda sudah memiliki gambaran jelas tentang jumlah keuntungan yang akan dihasilkan. Akan tetapi jika Anda investasi di instrumen yang fluktuatif seperti saham dan crypto, agar tidak terjebak keserakahan, penting untuk membuat target profit.
Selain itu, aktivitas investasi tidak bebas risiko, sehingga jika suatu kondisi yang diluar kendali terjadi, penting untuk membatasi risiko kerugian. Misalnya, saat terjadi pandemi Covid-19, harga saham anjlok. Ketika penurunan harga saham melebihi batas toleransi, Anda dapat melikuidasi aset tersebut, dan dipindahkan ke instrumen investasi yang lebih tahan banting. Ini mungkin bisa dipertimbangkan.
4. Lakukan analisis
Melakukan analisis menjadi salah satu tips investasi untuk pemula. Salah satu metode analisis yang paling populer adalah top-down analysis. Meskipun ini lebih sering digunakan pada instrumen saham, Anda juga bisa menyesuaikan dengan instrumen lain. Secara umum, top-down analysis adalah metode analisis dari atas (makro) ke bawah (mikro). Dalam konteks saham misalnya, top-down analysis dapat dimulai dari analisis kondisi perekonomian negara; lalu analisis sektor industri; dan terakhir analisis fundamental perusahaan. Dengan kata lain, metode ini menyarankan Anda untuk melihat gambaran besar terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke elemen terkecil.
5. Lakukan evaluasi
Dalam beberapa hal juga telah disinggung bahwa tidak ada jaminan bahwa investasi akan berjalan baik, sesuai dengan harapan, terlebih untuk instrumen non pendapatan tetap. Jadi, Anda dapat melakukan evaluasi terhadap portofolio investasi dan jika dibutuhkan penyesuaian, itu mestinya direalisasikan. Pada intinya, proses evaluasi ini adalah saran untuk memastikan bahwa perjalanan investasi Anda masih berada di jalur yang benar.
Pandangan Akhir
Well, itulah cara memulai investasi untuk pemula beserta dengan tips agar sukses, baik itu mendapatkan keuntungan maksimal maupun meminimalkan risiko investasi. Dengan memahami panduan ini, diharapkan Anda dapat mengambil keputusan investasi terbaik yang sesuai dengan preferensi dan tujuan Anda.