CFD adalah instrumen kompleks yang melibatkan risiko tinggi karena instrumen ini melibatkan leverage atau margin trading. Ini termasuk saat Anda membuka posisi pada CFD forex, CFD emas, CFD saham, CFD indeks, atau CFD crypto.
Dengan kata lain, Anda membutuhkan strategi manajemen risiko yang efektif dalam kegiatan trading CFD Anda untuk mengelola risiko dengan baik.
Teknik Manajemen Risiko untuk CFD Trading
Berikut adalah beberapa contoh strategi manajemen risiko CFD trading terbaik untuk Anda pertimbangkan:
1. Stop-Loss dan Take-Profit
Penting untuk mengatur limit order agar posisi perdagangan yang menguntungkan dapat dieksekusi secara otomatis. Pengaturan take profit ini dapat membantu Anda untuk mengurangi risiko memegang posisi terlalu lama dan terjebak pada harga CFD yang pada akhirnya berbalik ke arah yang merugikan.
Sementara itu, mengatur perintah stop-loss dapat membantu Anda untuk mengurangi risiko dan membatasi potensi kerugian lebih lanjut.
Perhatikan juga bahwa pasar yang bergejolak atau pesanan besar dapat menyebabkan selip (slippage). Pertimbangkan untuk menggunakan stop-loss yang dijamin untuk keamanan tambahan, tetapi ingat fitur ini dapat membebankan biaya.
2. Perlindungan Saldo Negatif dan Penutupan Margin
Sebagian besar broker CFD teratas menawarkan perlindungan saldo negatif untuk akun CFD. Untuk mempertahankan posisi terbuka, akun Anda harus memenuhi persyaratan margin pemeliharaan.
“Margin call” memberi tahu Anda jika ekuitas akun anjlok di bawah margin pemeliharaan, menuntut Anda untuk menambah saldo (melakukan deposit) atau menutup beberapa posisi untuk mengurangi eksposur.
Jika Anda gagal memenuhi persyaratan margin call, seperti tidak memiliki modal untuk menyetor uang tambahan, broker memiliki kewenangan untuk menutup posisi perdagangan Anda secara paksa.
3. Strategi Hedging
Trader berpengalaman menggunakan lindung nilai (hedging( untuk mengurangi kerugian dan melindungi keuntungan selama pasar bergejolak. Hedging adalah teknik untuk mengimbangi potensi kerugian dalam satu investasi dengan mengambil posisi berlawanan di investasi lain.
Hedging CFD memungkinkan short-selling untuk melakukan lindung nilai terhadap tren turun di pasar. Misalnya, katakanlah Anda memegang portofolio jangka panjang pada saham blue chip di bursa efek. Anda melihat kondisi ekonomi negara kurang menguntungkan sehingga Anda mengantisipasi penurunan harga saham blue chip tersebut dalam jangka pendek.
Dalam hal ini, Anda dapat melakukan hedging melalui CFD dengan cara membuka posisi sell (short-selling) pada saham blue chip tersebut. Ini merupakan strategi lindung nilai terhadap potensi kerugian. Jadi, jika harga saham blue chip tersebut benar-benar terkoreksi, di satu sisi investasi Anda merugi, tetapi di sisi lain Anda untung dari trading CFD.
Pandangan Akhir
Jadi, ada tiga strategi manajemen risiko CFD trading tingkat lanjut yang sangat bermanfaat untuk mengelola potensi kerugian Anda, yaitu mengatur stop-loss dan take-profit, mempertimbangkan perlindungan saldo negatif, dan melakukan hedging.