Alih-alih hanya trading atau berinvestasi di satu instrumen keuangan (misalnya saham), Anda justru menempatkan modal ke berbagai aset (misalnya saham, gold, reksa dana, crypto, dan forex). Menyebar modal investasi Anda ke berbagai produk keuangan inilah yang disebut diversifikasi portofolio investasi.
Panduan berikut ini akan memberi wawasan lebih lanjut tentang diversifikasi portofolio, termasuk jenis, manfaat, dan contoh strategi.
Apa Itu Diversifikasi Portofolio?
Diversifikasi portofolio adalah strategi manajemen risiko dalam trading dan investasi dengan cara menempatkan uang (modal) di berbagai aset keuangan yang berbeda. Tujuan diversifikasi yaitu untuk mengurangi risiko kerugian signifikan dari aset individu.
Secara sederhana, diversifikasi portofolio merupakan tindakan untuk menghindari menempatkan “semua telur dalam satu keranjang” karena pergerakan harga pasar keuangan sulit diprediksi.
Diversifikasi portofolio dapat dicapai dengan berbagai cara, biasanya mengandalkan penyeimbangan investasi dalam hal sektor pasar, tingkat risiko, return, jatuh tempo, dan banyak lagi.
Portofolio yang terdiversifikasi membantu investor untuk membatasi eksposur mereka terhadap risiko dan membuat investasi menjadi lebih aman karena menempatkan modal di berbagai jenis instrumen keuangan.
Saat suatu aset, misalnya saham, bergerak ke arah yang merugikan, Anda masih memiliki investasi di emas (gold), forex, crypto, atau reksa dana yang mungkin menguntungkan. Ini kemudian menciptakan keseimbangan dan meminimalkan risiko.
Diversifikasi portofolio didasarkan pada teori matematika yang kompleks, termasuk konsep korelasi, varians, dan expected return.
Jenis Diversifikasi dalam Manajemen Portofolio
Diversifikasi portofolio investasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu terkait dengan:
- Mata uang: menempatkan investasi di berbagai instrumen dalam portofolio mata uang referensi yang berbeda. Misalnya, investasi dalam bentuk mata uang dolar AS (USD) dan euro (EUR).
- Geografis: berinvestasi di berbagai wilayah geografis yang berbeda di seluruh dunia.
- Sektoral: berinvestasi pada berbagai sektor, termasuk siklikal dan defensif.
Manfaat dan Pentingnya Diversifikasi Portofolio Investasi
Berfokus pada analisis teknikal dan analisis fundamental memang sangat disarankan, tetapi investor dan trader pemula sering kali mengorbankan diversifikasi. Padahal, diversifikasi portofolio sangat penting untuk meminimalkan risiko investasi dan trading.
Selain itu, diversifikasi―yang berarti Anda memiliki beragam aset―dapat memperluas peluang Anda untuk mengidentifikasi potensi pendapatan. Tidak mudah untuk membangun portofolio yang terdiversifikasi secara efisien karena itu membutuhkan modal investasi dan pengetahuan yang cukup.
Diversifikasi dan Korelasi Portofolio
Saat melakukan diversifikasi portofolio, Anda tidak boleh asal-asalan dalam memilih atau berinvestasi di berbagai aset. Anda perlu memahami bagaimana hubungan atau korelasi antar aset.
Korelasi portofolio adalah hubungan antara dua variabel aset, di mana pergerakan nilai pada variabel aset yang pertama sejalan dengan nilai aset pada variabel kedua. Ini berarti aset-aset saling berkolerasi.
Dalam membentuk portofolio investasi yang terdiversifikasi, Anda perlu menghindari menempatkan dua aset yang saling berhubungan atau memengaruhi satu sama lain.
Ini berarti Anda perlu mengumpulkan data historis dan studi statistik untuk mengidentifikasi aset-aset atau sektor-sektor atau wilayah-wilayah yang saling berkorelasi satu sama lain.
Contoh Strategi Diversifikasi Portofolio
Strategi diversifikasi portofolio terbaik harusnya mampu mengurangi volatilitas dan eksposur risiko pasar. Namun, ini menjadi kompleks untuk membagikan rumus yang pasti terkait portofolio yang terdiversifikasi dengan efisien karena pergerakan pasar sulit diprediksi.
Meskipun begitu, Anda dapat menyesuaikan strategi diversifikasi dengan tujuan dan profil risiko masing-masing.
Sebagai contoh, jika Anda tidak terlalu menyukai risiko investasi dan trading yang tinggi (risk averse), Anda dapat membentuk portofolio seperti berikut ini:
- Obligasi 30%
- Deposito 20%
- Reksa Dana 20%
- Saham 20%
- Crypto 5%
- Forex 5%
Jika Anda tertarik dengan risiko untuk mengejar peluang profitabilitas maksimal, Anda mungkin dapat berinvestasi dengan membentuk portofolio seperti berikut ini:
- Crypto 30%
- Forex 30%
- Saham 20%
- Reksa Dana 10%
- Obligasi 10%
Secara umum, crypto, forex, dan saham berada di posisi teratas sebagai instrumen dengan tingkat risiko yang relatif tinggi. Sementara itu, obligasi, reksa dana, dan deposit mengandung risiko yang lebih rendah.
Namun, ingatlah bahwa semakin tinggi risiko yang terkandung dalam suatu aset, semakin besar potensi keuntungan yang bisa dihasilkan. Sebaliknya, aset-aset yang lebih rendah risiko pasti menawarkan tingkat profit yang lebih terbatas.
Inilah mengapa penting memahami profil risiko Anda sebagai investor dan menyesuaikan dengan tujuan investasi secara keseluruhan. Dengan demikian, Anda berpotensi untuk menciptakan diversifikasi portofolio yang baik dan selaras dengan aspirasi Anda.
Kelebihan dan Kekurangan Portofolio yang Terdiversifikasi
Kelebihan:
- Risiko investasi berkurang
- Praktik lindung nilai (hedging) terhadap volatilitas pasar
- Potensi return of investment yang lebih besar dalam jangka panjang
Kekurangan:
- Tingkat keuntungan jangka pendek lebih terbatas
- Mengelola portofolio tidak mudah karena membutuhkan wawasan yang cukup
Simpulan
Jadi, secara sederhana, diversifikasi portofolio adalah praktik manajemen risiko dalam dunia investasi dan trading di mana investor/trader menempatkan uang atau modal mereka di banyak aset. Tujuan utama diversifikasi adalah untuk meminimalkan eksposur risiko pada aset individu.
Untuk membentuk portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, Anda dapat mempertimbangkan profil risiko, tujuan, dan pembagian kategori dalam sektor, mata uang, atau wilayah tertentu.