Mari menjelajahi bagaimana strategi trading kontrarian. Bayangkan ini – nasihat bijak Warren Buffett bergema di ruang investasi, “Takutlah ketika orang lain serakah dan serakahlah ketika orang lain takut!” Ini dapat menjadi jantung dari pendekatan contrarian strategy.
Strategi trading contrarian adalah metode yang berani melawan sentimen yang berlaku di pasar. Bayangkan, trading ke arah yang berlawanan dari pergerakan pasar saat ini. Ini menjadi sebuah keberanian, di mana Anda menjual (sell) ketika investor lain membeli; atau membeli (buy) ketika investor lain menjual. Untuk mengenal strategi trading ini, mari lihat penjelasan berikut ini.
Apa Itu Strategi Trading Contrarian?
Strategi trading contrarian sangat berani melawan tren pasar utama untuk mencari keuntungan. Ini adalah ranah bagi segelintir investor atau trader yang melihat peluang beli (buy) di aset-aset yang undervalued, di mana kebanyakan investor lainnya mungkin hanya melihat ketidakpastian.
Atau sebaliknya, ini menjadi ranah bagi segelintir trader atau investor yang menangkap peluang jual (sell) di aset-aset overvalued, di mana kebanyakan investor lainnya terjebak dalam euforia.
Dengan kata lain, pendekatan kontrarian didasarkan pada keyakinan bahwa pasar (kebanyakan investor/trader) bisa saja terjebak dalam rasa takut dan keserakahan yang berlebihan. Akibatnya, ini membuka jalan bagi pelawan (contrarian) untuk meraih peluang dengan mengambil jalan yang berbeda.
Contoh Strategi dengan Teknik Contrarian
Strategi trading contrarian didasarkan pada gagasan bahwa mengikuti kawanan dapat menyebabkan bahaya. Sebaliknya, contrarian mengambil jalan yang jarang dilalui, mengetahui bahwa mengikuti kapitulasi sering mengarah pada pemulihan, sementara mengejar rasa takut ketinggalan (FOMO) dapat mengakibatkan aksi jual.
Strategi ini dapat diterapkan pada aset-aset individu, industri, atau seluruh pasar. Misalnya, bayangkan berita negatif tentang suatu saham yang menyebabkan pasar meremehkannya. Ini membuka pintu peluang bagi siapa pun yang berlawanan.
Sebagai contoh, saham Equifax pada tahun 2017 kehilangan hampir 40% nilainya setelah pengungkapan pelanggaran data. Namun, pada Januari 2018, naik 39% dari level terendahnya. Pada Desember 2021, telah melonjak sebesar 320%.
Contoh lain adalah saham Chipotle pada tahun 2018. Penjualan panik (panic selling) terjadi setelah laporan keracunan makanan. Namun, pada Desember 2018, saham perusahaan melonjak sebesar 114%. Pada September 2021, harga saham meroket menjadi hampir $2.000.
Untuk pasar yang lebih luas, seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) di Indonesia, bayangkan munculnya pandemi Covid-19 pada awal 2020. IHSG, sebagai benchmark pasar saham di Indonesia, anjlok hampir 50% dalam sebulan, tetapi pulih dengan luar biasa pada akhir 2020 atau Q1 2021.
Trader dan Investor Contrarian Paling Terkenal di Dunia
Berikut adalah beberapa investor dan trader terkenal di dunia yang menerapkan strategi contrarian dalam trading dan investasi:
- Warren Buffett: Seorang investor contrarian sejati yang kebijaksanaannya bergema dari generasi ke generasi. Mantranya, “takut ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut,” menginspirasi keberanian di saat gejolak pasar.
- George Soros: Pendiri Soros Fund Management terkenal karena bertaruh melawan Bank of England dan muncul sebagai pemenang.
- Bill Ackman: Seorang investor Amerika yang mencapai kesuksesan luar biasa melalui strategi kontrarian.
Pandangan Akhir
Dalam dunia trading dan investasi di pasar keuangan, strategi yang paling umum yaitu membeli saat harga aset jatuh dan menjual saat harga naik, atau menangkap sinyal klasik oversold dan overbought.
Pasar bearish memiliki daya pikat besar bagi investor dan trader contrarian. Trader jangka pendek sangat menikmati peningkatan volatilitas dengan menggunakan strategi short selling. Sementara itu, investor jangka panjang mengambil kesempatan untuk membeli dengan harga lebih rendah atau melanjutkan strategi dollar cost averaging (DCA).
Simpulan
Jadi, kesimpulannya, strategi trading contrarian menggunakan perspektif dan pendekatan yang berlawanan dengan pasar (kebanyakan investor) pada umumnya. Pendekatan ini percaya bahwa pasar terkadang menjadi bias karena ketakutan dan kerakusan (fear and greed) yang berlebihan. Ini mendorong mereka yang menggunakan strategi ini justru berani menangkap peluang saat pasar takut, dan keluar dari posisi segera saat keserakahan menguat.