Cara menganalisa fundamental saham
Cara menganalisa fundamental saham ditinjau dari segi teoritis dan segi praktis. Mengandalkan data historis EPS, pendapatan, laba operasi, ROE, DER. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental.
Praktis
Cara menganalisa fundamental saham secara praktis
Dalam prakteknya ada 5 faktor utama ( mayor factor ) yang paling penting untuk mengidentifikasi saham-saham yang memiliki fundamental yang baik dan berpeluang besar bagi peningkatan harganya dimasa yang akan datang. Ini dilakukan dengan membedah isi dari laporan keuangan. Dan yang paling baik adalah dengan membedah laporan-keuangannya selama minimal 3 ( tiga ) tahun berturut-turut.
2.1 Pertumbuhan EPS
EPS = Earning Per Share ( laba per lembar saham )
Nilai EPS-nya sendiri kurang penting, tetapi yang lebih penting adalah berapa kenaikan EPS-nya dibandingkan periode sebelumnya.
Misal tahun 2012 EPS nya Rp 150, tahun 2013 EPS nya Rp 250. Maka di tahun 2013 perushaan yang bersangkutan mencapai pertumbuhan EPS atau kenaikan EPS sebesar : ( 250 – 150 ) / 150 = 67%
2.2 Pertumbuhan Pendapatan
Begitu juga dengan pendapatan. Tidak terlalu penting berapa pendapatannya, tetapi lebih penting berapa kenaikan pendapatannya. Perhitungannya mirip dengan EPS diatas.
2.3 Pertumbuhan Laba Operasi
Pertumbuhan laba operasi ini perlu untuk mengetahui apakah EPS diatas memang merupakan kontribusi dari operasional perusahaan dan bukan dari pendapatan lainnya. Sebuah perusahaan bisa saja operasional intinya merugi, namun oleh karena perusahaan yang bersangkutan juga menjual asetnya, maka EPS nya bisa naik. Dan ini tidak baik karena besarnya EPS bukan didapat dari bisnis inti perusahaan.
2.4 ROE
ROE = Return On Equity ( Rasio tingkat laba dibandingkan dengan besarnya modal )
Meskipun terjadi kenaikan EPS yang fantastis, katakanlah EPSnya naik 1000 % ( seribu persen ) tidak otomatis kinerja perusahaan tersebut bagus. Kita perlu menguji apakah kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan terhadap modal perusahaan.
Ilustrasi
Sebuah perusahaan bermodal 1 trilyun
Jumlah saham beredar 1.000.000.000 ( satu milyar ) lembar.
Tahun 2012 EPS nya Rp 1 ( satu rupiah ).
Di tahun 2013 EPS nya Rp 11 ( sebelas rupiah ).
Berarti ada kenaikan EPS sebesar ( 11 – 1 ) / 1 = 10 = 1000%.
Dengan mengalikan EPS dengan jumlah saham yang beredar akan didapat konversi ke laba bersih sebesar :
Laba Bersih = 11 x 1.000.000.000 = 11 Milyar.
ROE = Laba Bersih / Modal = 11 Milyar / 1 Trilyun = 1,1 % ( satu koma satu persen )
Dengan demikian, untuk contoh diatas kenaikan EPS yang 1000 % tidaklah signifikan. Keuntungan 11 milyar dibanding modal 1 trilyun tidaklah berarti. Mendingan 1 trilyun didepositokan. Masih bisa dapat 70 milyar 😀
ROE dari perusahaan yang berkinerja bagus harus diatas 20%
2.5 DER
DER = Dept to Equity Ratio ( Rasio besarnya hutang terhadap modal )
Kita juga perlu mengetahui historis dari hutang perusahaan. Perusahaan untuk alasan-alasan tertentu seperti ekspansi usaha tentu perlu mendapatkan modal tambahan. Modal tambahan ini bisa dengan menerbitkan saham baru ( right issue ) atau dengan berhutang. Jika menerbitkan saham baru, majemen tidak memiliki biaya selain biaya fee untuk menerbitkan saham baru itu saja. Namun jika berhutang, maka akan ada biaya rutin berupa bunga yang harus dibayar. Makin tinggi rasio besar hutang terhadap modal akan membuat perusahaan semakin berat untuk membayar bunga.
Demikianlah 5 ( lima ) faktor utama yang sangat signifikan dalam analisa fundamental saham secara praktis. 5 faktor tersebut dengan mudah dapat mengidentifikasi mana saham yang layak dibeli dan mana yang harus dihindari.
Contoh analisa fundamental saham secara kongkrit dapat dilihat dihalaman Analisis Saham.
Teoritis
Cara menganalisa fundamental saham secara teoritis
Secara teoritis, Analisa fundamental saham bertujuan untuk memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan :
- Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang.
- Menerapkan hubungan variable-variable tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model, dan sering dipergunakan dalam berbagai pelatihan analisi sekuritas.
Dalam membuat model peramalan harga saham tersebut, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental, diantaranya :
- Pendapatan ( atau Penjualan )
- Petumbuhan pendatapatan
- Biaya
- Kebijakan dividen
- dan lain-lain
yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Setelah itu, bagaimana memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisa.
Untuk keperluan studi lebih lanjut tentang Analisa Fundamental Saham secara teoritis dapat dipelajari dari berbagai refrensi buku tentang pasar modal.
Baca juga :