Bear market atau pasar bearish sering terdengar di kalangan investor yang merupakan momen di saat pergerakan pasar keuangan bergerak turun. Pada dasarnya, semua pasar akan mengalami periode gejolak (bergerak fluktuatif atau naik turun) yang berkepanjangan dari waktu ke waktu, tetapi di suatu pasar tertentu dapat berubah lebih liar, misalnya pasar crypto. Inilah kenapa cryptocurrency dianggap pasar yang paling berisiko, meskipun sebanding dengan potensi return.
Menavigasi bear market, apakah itu pada pasar crypto, forex, atau saham, bisa sangat menantang bagi investor dan trader, apalagi bagi pemula. Untungnya, ada sejumlah strategi trading yang bisa Anda manfaatkan untuk meminimalkan risiko. Bagi trader yang cerdas, penurunan harga pasar dalam jangka panjang bahkan bisa memberi peluang untuk menghasilkan keuntungan. Tentu saja, selain butuh teknik tertentu, jam terbang juga sangat berperan penting.
Panduan berikut ini akan menjelaskan kepada Anda tentang apa itu bear market, apa yang menyebabkan itu terjadi, dan apa saja strategi perdagangan yang tepat dan menguntungkan selama pasar bearish.
Apa itu bear market?
Secara umum, bear market adalah suatu periode yang memukul pasar hingga harga mengalami depresiasi yang signifikan (misalnya 20 persen). Pasar bearish juga dapat didefinisikan sebagai kondisi saat pasar bergerak melemah secara terus-menerus atau berkepanjangan, seperti berbulan-bulan bahkan tahunan. Pelemahan pasar menunjukkan bahwa pesimisme investor meningkat dan mereka akan lebih banyak menjual aset daripada menyimpannya. Setiap pasar (crypto, saham, dan forex) pasti mengalami bear market karena ini bagian dari apa yang disebut sebagai siklus pasar (market cycles).
Dari mana munculnya istilah “bear”? Istilah bear atau beruang dalam sektor keuangan telah ada jauh sebelum pasar saham, cryptocurrency, atau forex. “Bear” adalah frasa yang populer di abad ke-18 yang mengacu pada pedagang kulit beruang yang akan segera menyelesaikan penjualan sebelum mereka benar-benar memiliki aset dalam persediaan (stok). Ini merupakan strategi dagang untuk mengunci nilai (value) jika seandainya permintaan (demand) untuk kulit beruang akan turun dalam waktu dekat.
Penyebab terjadi bear market
Ada berbagai faktor yang menyebabkan bear market, salah satu yang paling utama adalah kepercayaan investor yang mulai memudar. Jika ditarik lebih jauh, investor melakukannya dengan berbagai alasan, seperti aspek teknikal, faktor perekonomian global, dan politik. Yang perlu Anda pahami yaitu bahwa katalis untuk sentimen negatif di berbagai pasar (crypto, forex, dan saham) bisa sangat spesifik, meskipun secara umum itu hampir berkorelasi dengan hal-hal yang bersifat makro. Berikut beberapa faktor yang mendorong terjadinya pasar bearish:
- Ketidakstabilan perekonomian. Karena pada dasarnya pasar saham, crypto, dan forex relatif menjadi aset-aset berisiko, investor akan mengalihkan uang (modal) mereka ke aset yang lebih aman saat terjadi krisis ekonomi atau resesi. Emas (gold) menjadi pilihan paling populer sebagai aset yang safe haven dan selalu dianggap tahan banting atau anti krisis.
- Masalah regulasi. Khususnya untuk pasar cryptocurrency, peraturan pemerintah yang tidak menguntungkan dapat mendorong penurunan harga berkepanjangan karena investor butuh kepastian lebih lanjut. Setiap kali isu ini muncul, pasar crypto hampir selalu merosot.
- Bencana global. Ini memberi dampak bagi pasar keuangan secara menyeluruh, misalnya saat terjadi pandemi Covid-19.
- Pelanggaran keamanan. Ini terjadi pada sektor crypto, seperti bursa utama yang kehilangan miliaran aset karena peretasan dan sebagainya, ini membuat pasar menjadi gaduh. Ini menghasilkan reaksi yang cepat atas depresiasi harga dan investor akan segera memindahkan aset kripto mereka ke tempat yang lebih aman.
- Penggunaan leverage yang berlebihan. Pada dasarnya, leverage merupakan utang yang difasilitasi oleh trading platform sehingga orang-orang dapat membeli aset lebih banyak. Pemanfaatan leverage yang signifikan dapat mendorong volatilitas pasar yang ekstrem.
Bear market akan selalu terjadi
Seperti yang telah dijelaskan, bear market adalah periode penurunan harga signifikan yang cenderung berkepanjangan pada suatu pasar, mencakup saham, forex, dan crypto. Penting untuk dipahami bahwa pasar bearish pasti akan terjadi, cepat atau lambat. Ini karena pasar tidak mungkin akan selalu naik; jika ini terjadi, orang-orang sudah pasti akan mengambil bagian. Faktanya, pasar keuangan juga berhubungan dengan ketidakpastian, seperti halnya hidup ini. Jadi, yang bisa Anda lakukan sebagai trader dan investor dalam menghadapi bear market adalah membuat rencana (planning) tertentu untuk melindungi aset Anda, misalnya dengan strategi trading saat bear market.
Strategi menghadapi bear market
Ada banyak sekali strategi atau teknik trading yang dapat digunakan untuk menghadapi ketidakpastian pasar seperti halnya bear market. Setiap investor dan trader profesional pasti memiliki trading plan tersendiri, mereka menyesuaikan dengan profil risiko dan preferensi masing-masing. Sebagai pertimbangan, beberapa strategi menghadapi bear market berikut ini dapat Anda coba:
- Tetap tenang dan do nothing. Bersikap tenang membantu Anda untuk berpikir jernih sehingga tidak terjebak dengan keputusan impulsif. Setelah itu, yang bisa Anda lakukan adalah tidak melakukan apa pun alias membiarkan itu berlalu. Strategi ini tidak cocok untuk semua orang, tetapi sangat ideal untuk investor jangka panjang. Namun, ini hanya berlaku jika Anda menyimpan aset (saham, crypto, atau forex) yang bagus secara fundamental.
- Take profit. Ketika bear market mulai muncul dengan sinyal-sinyal tertentu, dan Anda sedang berada di posisi yang sedang menguntungkan, Anda bisa segera menjual aset Anda untuk merealisasikan keuntungan alias take profit.
- Stop loss. Ketika bear market terjadi dan Anda sedang dalam posisi rugi, Anda bisa langsung membantasi kerugian (stop loss) dengan mengambil aksi jual.
- Dollar-cost averaging (DCA). Tidak peduli seperti apa pergerakan pasar: apakah bear market atau bull market, Anda akan tetap membeli atau menambah jumlah kepemilikan secara teratur, misalnya investasi Rp 1 juta setiap awal bulan. Namun, ini lebih direkomendasikan untuk investor jangka panjang yang berinvestasi pada aset-aset terbaik secara fundamental.
- Shorting atau short selling. Alih-alih khawatir, takut, atau cemas saat terjadi periode penurunan harga seperti bear market, Anda justru bisa mengambil dengan open posisi short. Secara ringkas, short selling atau shorting adalah aksi untuk bertaruh pada penurunan harga atau Anda akan menghasilkan profit ketika harga benar-benar turun. Posisi short merupakan kebalikan dari posisi long, di mana Anda berspekulasi pada kenaikan harga.