Sahamok.net – Bank sentral Indonesia, BI baru saja menaikkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps atau 0,50% pada tanggal 22 September 2022 sehingga menjadi 4,25 persen. Kenaikan tingkat suku bunga BI ini tidak secara langsung menaikkan atau menurunkan suku bunga pada sertifikat deposito, tetapi dapat memengaruhi mereka. Ketika ada kenaikan suku bunga BI, Anda mungkin akan melihat suku bunga deposito yang lebih tinggi. Berikut penjelasannya.
Suku bunga BI dan deposito
Sebagai bank sentral Indonesia, Bank Indonesia (BI) mencoba untuk menjaga perekonomian negara tetap stabil melalui kebijakan moneter, seperti keputusan tingkat diskonto (discount rate) untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Jika discount rate naik, bank-bank komersial akan membayar bunga lebih tinggi kepada bank sentral. Pada gilirannya, bank-bank komersial juga akan menaikkan bunga pinjaman atau interest rate kepada masyarakat dan bisnis.
Di satu sisi, kenaikan suku bunga dapat memperlambat aktivitas perekonomian karena biaya ekspansi bisnis akan lebih mahal, sedangkan di sisi lain ini dapat menekan inflasi. Data terbaru Bank Indonesia menyajikan data inflasi terbaru pada bulan Juni adlaah 4,35%. Ini angka yang relatif tinggi di mana inflasi yang ideal secara umum berada di 2%. Namun, Indonesia tidak sendiri, berbagai negara di dunia juga mengalami masalah yang sama. Amerika Serikat (AS), misalnya, inflasi kini mencapai 8,5% dan baru-baru ini bank sentral AS, The Fed menaikkan suku bunga 75 bps atau 75 persen.
Pada dasarnya, kenaikan suku bunga bank sentral akan menjadi arahan bahi bank-bank umum untuk menyesuaikan suku bunga pinjaman, rekening tabungan, dan termasuk sertifikasi deposito. Dengan kata lain, suku bunga BI yang lebih tinggi dapat merangsang apresiasi suku bunga deposito, meskipun ini tidak dijamin dan tidak terjadi secara otomatis. Faktanya, suku bunga tabungan di Indonesia saat ini hanya 0% sehingga ini bisa berdampak pada minat menabung di bank yang berkurang.
Kenaikan suku bunga deposito mungkin menjadikan instrumen atau produk pasar uang ini sebagai pilihan simpanan yang dapat dipertimbangkan daripada menaruh uang hanya di rekening tabungan dengan bunga 0%. Selain itu, suku bunga deposito yang lebih tinggi juga dapat mengimbangi tingkat inflasi, meskipun bukan pilihan yang paling optimal. Hanya saja, deposito lebih aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp 2 miliar.
Temukan deposito dengan imbal hasil yang lebih tinggi
Ketika inflasi menunjukkan keperkasaan dan semakin sulit dikendalikan, bank sentral biasanya hanya bisa mengeluarkan jurus pamungkasnya, yaitu menaikkan suku bunga acuan. Sayangnya, kenaikan suku bunga BI tidak serta-merta akan mendorong kenaikan suku bunga deposito secara langsung. Ini butuh penyesuaian dan waktu, tergantung bagaimana bank-bank umum merespons. Bagi Anda yang ingin melindungi nilai uang dari inflasi dengan mencari deposito yang memberi imbal hasil lebih tinggi, berikut cara yang bisa Anda pertimbangkan.
1. Bandingkan suku bunga deposito bank-bank secara online
Anda bisa dengan mudah menemukan tarif bunga deposito yang ditawarkan oleh bank-bank komersial secara online, misalnya melalui situs web bank-bank terkait. Anda juga bisa sebenarnya mencari bunga deposito terbaik dari berbagai bank dengan mudah melalui situs aggregator, tetapi mereka biasanya tidak selalu update. Jadi, lebih baik untuk mengonfirmasi langsung ke situs web bank yang Anda tuju.
2. Pertimbangkan memilih bank digital alih-alih bank konvensional
Bank digital terkenal dengan efisiensi yang optimal karena beroperasi secara online sehingga sebagian besar biaya-biaya yang dikenakan oleh bank konvensional tidak terjadi di bank digital. Ini memungkinkan bank digital untuk menawarkan imbal hasil atau tingkat suku bunga yang lebih menarik. Oleh karena itu, Anda bisa mencari informasi lebih lanjut terkait bank digital dengan bunga deposito lebih tinggi.
3. Pertimbangkan jangka waktu deposito yang lebih panjang
Pilihan jangka waktu dapat memengaruhi tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan. Deposito dengan tenor yang lebih panjang biasanya (tidak selalu) menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi. Namun, penting bagi Anda untuk menyesuaikan dengan perencanaan keuangan masing-masing. Jika, misalnya, dana untuk deposito akan digunakan untuk keperluan pada tiga bulan ke depan, tentu saja sebaiknya Anda tidak mengambil periode lebih dari tiga bulan. Selain itu, pastikan Anda selalu memeriksa keandalan bank-bank yang Anda pilih, jangan hanya berfokus pada tingkat suku bunga saja.