Sahamok.net – Kristalina Georgieva, kepala International Monetary Fund (IMF), telah memberi warning bahwa prospek ekonomi global “menggelap secara signifikan” – mempertegas bahwa resesi global tampak sulit terhindarkan.
IMF memperingatkan prospek ekonomi global dan ancaman resesi
Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Kristalina Georgieva menyebut tentang prospek ekonomi global yang semakin memburuk dan ancaman resesi melalui wawancara dengan Reuters pada Rabu:
“Prospek sejak pembaruan terakhir pada bulan April telah menjadi gelap secara signifikan.”
Georgieva mengingatkan bahwa potensi resesi pada tahun depan tidak bisa diabaikan. Dia mengutip sejumlah faktor pendorong, termasuk penyebaran inflasi secara global, kenaikan suku bunga secara substansial, pertumbuhan ekonomi China yang melambat, dan peningkatkan sanksi perang Rusia–Ukraina.
Pada bulan April, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 6,1% pada tahun 2021 menjadi 3,6% pada tahun 2022 dan 2023. Catatan IMF pada saat itu menyebutkan bahwa persentase lebih rendah untuk tahun 2022 dan 2023 daripada perkiraan pada bulan Januari.
Resesi tidak dapat diabaikan
Ketika ditanya tentang ancaman resesi global, direktur pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan:
“Risiko resesi naik sehingga ancamannya tidak dapat dikesampingkan.” Ia pun menambahkan: “kita sedang berada di lautan yang sangat berombak.” Investor tampak semakin waswas dengan ancaman resesi.
Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa beberapa negara dengan ekonomi besar, termasuk China dan Rusia, telah mengalami kontraksi pada kuartal kedua. Georgieva mengingatkan bahwa pada tahun 2023 risikonya bisa lebih tinggi.
Sementara itu pada bulan Juni, Presiden Bank Dunia, David Malpass juga memberikan peringatan tentang potensi resesi global.
“Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari … Ini merupakan perlambatan paling tajam dalam 80 tahun,” katanya.
Menurut Georgieva, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat mungkin merupakan “harga yang harus dibayar,” mengutip kebutuhan mendesak untuk memulihkan stabilitas harga.
Dia berpendapat bahwa koordinasi yang kuat perlu diciptakan antara bank sentral dan kementerian keuangan, sehingga memberikan dukungan yang memiliki target, dan jangan melemahkan tujuan dari kebijakan moneter. (ald/ald)